Blog Archive

Labels

Advertisement

Report Abuse

Popular Posts

FOLLOW US @ INSTAGRAM

About Me

NEW POST!

Popular Posts

Skip to main content

AKU #2

21.00 WIB

Buku.. Informasi.. Pengetahuan...

Hari ini aku ingin bercerita atau mungkin berpendapat dengan pemikiranku. Sebenarnya sudah lama ingin ku sampaikan. Tetapi rasa takut mengelabuhiku. Aku takut menjadi contoh yang salah dan yang kuutarakan pun demikian. Tapi kini ku beranikan diri ini, karena aku lelah menyimpannya sendiri. Masalah setuju atau tidak, benar dan salah, ku serahkan pada kalian dan Tuhan.
Mungkin cerita malam ini lebih serius dan sensitif, jadi siapkan akal pikiran dan iman ya guys.. hehehe...


Buku.
Aku memang sudah lama tertarik dengan buku. Aku suka membaca fiksi sejak aku duduk di bangku putih biru. Aku memberanikan diri sendiri untuk ke toko buku dan membeli novel. Novel pertama yang ku beli tentunya tidak jauh dari kesukaanku, Korea. Leider habe ich ihn verloren. Entah hilang dimana.. Padahal itu bagus.. :( Lalu aku mulai tertarik dengan membaca di internet. Apalagi kalau bukan fanfiction-nya Oppa. Dari genre romance sampai bromance sudah ku cicipi, dari yang ratingnya anak-anak sampai dewasa sudah ku baca. Lalu, semua itu membangun pengetahuan yang luar biasa.
Suatu hari sahabatku mengajakku ke perpustakaan umum kota. Di sana ada baaanyaak buku dan orang. Orang-orangnya terlihat sibuk sekali dengan buku-buku yang super duper tebal. Ketebalannya melebihi novel yang aku baca biasanya. Sehr ruhig.. Tidak ada suara selain, suara hentakan kaki dan lembaran buku yang sedang di buka. Aku yang tidak berpengalaman ke perpustakaan mencari rak buku yang buku-bukunya menarik perhatianku. Akhirnya aku mendaratkan perhatianku di depan rak buku novel. Sejak itulah aku menggeluti bacaan.
Seiring berjalannya waktu, aku memiliki kesempatan membaca novel lebih besar ketika aku memutuskan masuk ke dalam jurusan Bahasa saat SMA. Jurusan yang katanya orang tempatnya anak-anak bodoh, anak-anak gagal tempatnya anak terbuang. Omong kosong. Justru jurusan ini yang membuatkan menjadi MANUSIA. Tidak percaya? Coba saja.
Meskipun susah berkomitmen untuk membaca novel, alias tergantung mood. Pulang kampung naik kereta menjadi momen favoritku sampai saat ini. Apalagi ditemani coffelatte dan buku-buku yang tidak sabar ku lahap. Nikmat. Disinilah aku menjelah dunia, manusia, sifat, keadaan, status, gender, sejarah, tujuan, kehidupan dan masih banyak lagi. Tidak akan cukup untuk disebutkan. Coba saja membaca.
Secara tidak langsung kebiasaan ini merubah polah pikirku. Baik buruknya dunia ini, juga bisa ku rasakan. Walau dengan membaca. Memang benar surat Iqra'. Memang benar pula "Buku adalah jendela dunia".
Baru kali inilah aku benar-benar merasakan jendela dunia yang sesungguhnya.

Informasi.
Sesuatu yang sangat mudah diakses tapi sukar dicari kebenarannya. Apalagi zaman now. Pemalsuan entah secara langsung atau tidak langsung, semuanya tetaplah pemalsuan. Pemalsuan demi diri sendiri, orang lain atau kelompok. Entah kenapa informasi di dunia maya zaman sekarang sangatlah variatif pemalsuannya. Otakku yang tak pernah berhenti berfikir "WHY?", mengejutkanku tentang sebuah penemuan dan kesadaran diriku. People upload their photos for their existance. Supaya DIAKUI. Setelah itu orang lain akan mengklaim alias mengakuinya dengan bubuhan tanda <3. Sayangnya, mereka yang benar-benar tersenyum itu tidak tersenyum dengan bahagia. Kok bisa? Iya. Karena dia akan tersenyum kalau likers-nya banyak. Berarti dia diakui. Karena kepalsuan ini dan upload-an unfaedah di timeline yang memutuskan aku meliterasi isi dari sosial mediaku. Karena efeknya benar-benar tidak baik. Ditambah informasi dari akun-akun yang tidak jelas. Contohnya, akun kpop. YES I LUV KPOP. I LOVE IT SO MUCH. Tapi masa iya ada info yang tidak senonoh tentang artis itu? Terlalu banyak kepalsuan yang sudah kutemukan di sana. Apalagi kalau sumbernya tidak pasti. Cari berita kpop itu so einfach. Tapi sumber yang TERPERCAYA itu yang schwierig. Jangankan kpop, bahkan berita islami itu yaa. Demi Tuhan, sejujurnya kalau mau mengkaji agama itu LEBIH BAIK baca AL QUR'AN dulu bagi yang muslim. Perbaiki dulu sholatnya yang biasanya gak baca doa iftitah, gak dzikir dan gak sholat sunnah, itu tuh perbaikin dulu. Jangan sampai kesannya sok alim. Akun islami apa aja di follow, terus daftar jadi adminnya lalu mengkafirkan orang. Astaghfirullah. Bukankah urusan kafir tidaknya dan seberapa besar iman seseorang hanya Tuhan yang tahu? Cobalah gunakan cara yang lebih baik. Belum lagi kadang berita politik. Saranku lebih baik buka twitter/web berita yang benar-benar netral. Gunakan juga akal kalian. Coba deh baca satu berita yang sama tapi berbeda sumber. Nanti lama-lama ketahuan mana yang netral, mana yang memihak dan mana yang hoax.
Semakin banyak juga aku membaca buku dan menerawang sejauh mungkin kehidupan ini. I find so many things and I just be grateful. Tidak semua orang bisa mendapatkan apa yang aku dapatkan. Aku yang dahulu benar-benar benci sejarah, gara-gara baca novel. Secara tidak langsung, masa orde baru itu seperti warung dipinggir jalan yang ku lewati saja. Bahkan dari luar warung sate saja, aku dapat mencium aroma pembakaran dan asap yang mengepul. Mungkin seperti itu bau di masa orde baru, baunya lezat karena semua permasalah beres jika ada uang, asap sate yang mengepul mungkin seperti perasaan rakyat yang selalu tertindas oleh para petinggi yang berkuasa.. sesak, terbatuk dan membuat pedih kehidupan. Sayangnya, suara rakyat itu hilang karena sekalinya mereka bersuara maka usailah hidup mereka.

Pengetahuan.
Aku terperangkap dalam pengetahuanku. Aku terperangkap di dalam diri seorang wanita yang tidak pernah berhenti berpikir "WHY?". Memang benar berkat buku-buku yang ku baca, wawasanku semakin luas. Tapi itu juga meninggalkan bekas, "Lalu bagaimana aku berbuat?" "Bagaimana aku nanti ketika sudah berkeluarga?" "Apa yang terjadi jika aku benar-benar meraih mimpiku? Lalu bagaimana jika tidak?" "Bagaimana jika keturunanku menjadi sosok yang ku takuti selama ini?" "Apakah besok aku masih hidup?"
Bertambahnya pengetahuan, berarti semakin mengerti mana yang baik dan yang buruk dalam hidup ini. Waktu seakan-akan berhenti berputar. Namun, mata ku tidak berhenti menerawang hingga sudut dunia ini. Otakku tak memberiku kesempatan berhenti sejenak selain waktu tidurku. Hatiku ber-wow ria dan selalu mengingatkanku untuk lebih bersyukur. Kalimat "Buku adalah jendela dunia" memang benar-benar menamparku. Aku menyesali diriku sendiri karena tidak membaca novel-novel dari dahulu. Selain itu rasa sesalku yang sampai saat ini ada dalam diriku, padahal aku memiliki pengetahuan adalah aku belum mengajak almarhum kakekku bersyahadat di hari akhirnya.
Dari pengetahuan yang ku dapatkan selama ini, aku pernah berpikiran untuk menjadi ibu rumah tangga kelak. Bukan ibu rumah tangga yang hanya melayani suami, mendidik anak dan membersihkan rumah. Tapi ibu rumah tangga yang produktif. Menjadi penulis. Memang bukan cita-cita utamaku, tapi jika mungkin apa salahnya. Jadinya terlihat berbeda tapi tidak terlihat bodoh. :) Lalu aku gugurkan lagi mimpi itu, aku merubahnya. Sampai saat ini, aku belum menemukan mana yang tepat untukku. Mungkin nanti, ketika pengetahuanku lebih kompleks, lebih bisa mengajakku untuk menjadi orang yang lebih bijak.

Aku sekarang mengerti. Aku ingin membaca lebih dari ini. Konsisten. Awal tahun ini aku pernah menargetkan aku bisa membaca 30 buku dalam satu tahun. Karena biasanya aku hanya membaca 2-7 buku satu tahun. Tahun lalu adalah tahun pertamaku bisa menghabiskan sekitar 7 buku. Mungkin bagi teman-teman yang tidak suka membaca, angka itu berarti banyak. Padahal di luar sana ada yang lebih banyak. Satu hari bisa 10 buku. Aku juga termotivasi oleh Wonwoo Seventeen. Dia menargetkan bisa membaca 50 buku dalam satu tahun. Lalu aku pikir, kalau aku ingin menulis maka bekalku juga harus lebih banyak. Lebih dari ini, lebih kompleks, lebih terstruktur dan lebih koheren. Jadi, beginilah aku yang sekarang. Blogger adalah salah satu media yang ku manfaatkan dan semoga bermanfaat. Sekian :)

Comments